Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Indonesia telah memblokir akses ke lebih dari 800.000 bentuk konten online terkait perjudian, lapor Gambling Insider.
Perjudian – kasino, ruang poker, taruhan olahraga, dan bingo – telah dilarang di negara ini sejak tahun 1974, namun situs-situs terkait perjudian terus menerima pendaftaran Indonesia secara global.
Kominfo dipimpin oleh Budi Arie Setiadi yang diangkat pada Mei 2023 dan bertanggung jawab atas sensor internet, informasi, dan komunikasi di seluruh Indonesia. Dalam waktu kurang dari 12 bulan sejak penunjukan Setiadi, ia telah mengawasi pencegahan dan penghapusan 805.923 bentuk konten perjudian yang sebelumnya dapat diakses di negara tersebut.
Prestasi tersebut dicapai melalui kerja sama yang erat dengan Otoritas Jasa Keuangan, perusahaan telekomunikasi dan penyedia layanan internet, dimana alamat IP, situs web dan metode pembayaran semuanya diblokir.
“Capaian ini setara dengan akumulasi pemblokiran konten perjudian online yang telah dilakukan selama lima tahun sebelumnya,” kata Setiadi.
Sejauh mana upaya pemerintah Indonesia untuk menghapuskan perjudian online dari negara ini terlihat jelas dalam rincian di mana pembatasan telah dilakukan. Hampir 600.000 situs web dan IP, lebih dari 170.000 platform Meta, hampir 30.000 platform berbagi file, dan 15 akun TikTok termasuk di antara mereka yang diblokir dari pasar Indonesia sebagai akibat dari tindakan keras terbaru ini.
Meskipun pertumbuhan perjudian online terus meningkat di seluruh Asia, Indonesia tetap teguh dalam pendekatannya untuk memastikan perjudian dalam bentuk apa pun tetap dilarang di 34 provinsi berbeda.
Perjudian di Indonesia telah dianggap ilegal sejak tahun 1974, namun pada tahun 2012 diumumkan bahwa terdapat rencana untuk membuat semua jenis perjudian online menjadi ilegal, yang merupakan reaksi terhadap sejumlah besar Rupiah – mata uang nasional Indonesia – yang dipertaruhkan secara online selama masa Uni Eropa. Kejuaraan Sepak Bola tahun 2012. Rencana tersebut mulai membuahkan hasil.
Hukum Islam yang ketat di Indonesia adalah alasan utama di balik keputusan negara tersebut untuk tidak memanfaatkan industri perjudian yang sedang berkembang di Asia, yang diyakini bernilai hampir $80 miliar, menurut Gambling.com.